Thursday, 9 June 2016

Sesobek Cerita Malam

Malam mengepakkan sayap-sayap hitamnya, kesunyian melanda, sementara kehidupan masih merana di kota orang. Lampu-lampu dipadamkan pemilik kamar, bulan mencurahkan pendar cahaya kuningnya ke atas pucuk pandang di sekitar mata yang luas bak sedang berada di tengah lautan emas. Harapan itu kembali datang, besar bagai raksasa dalam keheningan putri malam. Saat itu, tatkala penduduk hanyut dalam malam, matamu datang dengan tajam di rumpun salam.

            Mata-mata itu menyalakan setanggi jiwaku, memasuki kuil istar pikiranku. Dengan suara sayat dan tersendat aku meramumu, tengoklah hatiku hancur luluh dan jiwaku merana. Dari lubuk jiwaku aku meratap padamu, ungkapkan rahasia dan kearifanmu.

No comments:

Post a Comment