Monday, 13 June 2016

TEGUK TEDUH

Kemarin saya begitu bebas berteriak-teriak diantara kabin-kabin jalan. Pada malam hari saya berenang-renang di angkasa, kemudian duduk di cabang-cabang pohong paling tinggi kemudian memandangi puri-puri dan istana-istana kota yang warna-warni.

Kemarin, saya seperti mimpi yang berjuang di bawah amuk gelap malam yang pekat. Melalui celah-celah jendela saya mencoba bermain-main dengan emosi mereka.

Kemarin, saya seperti sepenggal pemikiran yang berkelana sendirian melewati dunia Timur dan Barat. Bersuka cita dengan hal-hal yang baik dan menikmati kebahagiaan hidup, menyelidiki lebih dalam tentang rahasia-rahasia dan misteri-misteri tersembunyi dari dalam manusia.

Hari ini, saya menemui ketenggalaman dalam ciuman-ciuman harapan.  Saya bangkit berdiri seperti tahanan yang menyeret rantai-rantainya ke arah yang tidak saya ketahui. Saya seperti sedang mabuk, mencari lebih banyak anggur yang telah merenggut kesadaran saya.


Sudahkah saatnya saya mengambil pancaindra saya kembali dan mematahkan belenggu-belenggu yang meletihkan kaki saya. Saya harus mulai kendaki jalan baru yang harus saya lalui, dan menghancurkan cawan berisi  racun yang kemarin kuteguk.

No comments:

Post a Comment