Kemarin saya begitu bebas berteriak-teriak
diantara kabin-kabin jalan. Pada malam hari saya berenang-renang di angkasa,
kemudian duduk di cabang-cabang pohong paling tinggi kemudian memandangi
puri-puri dan istana-istana kota yang warna-warni.
Kemarin, saya seperti mimpi yang berjuang di
bawah amuk gelap malam yang pekat. Melalui celah-celah jendela saya mencoba
bermain-main dengan emosi mereka.
Kemarin, saya seperti sepenggal pemikiran
yang berkelana sendirian melewati dunia Timur dan Barat. Bersuka cita dengan
hal-hal yang baik dan menikmati kebahagiaan hidup, menyelidiki lebih dalam
tentang rahasia-rahasia dan misteri-misteri tersembunyi dari dalam manusia.
Hari ini, saya menemui ketenggalaman dalam
ciuman-ciuman harapan. Saya bangkit
berdiri seperti tahanan yang menyeret rantai-rantainya ke arah yang tidak saya
ketahui. Saya seperti sedang mabuk, mencari lebih banyak anggur yang telah
merenggut kesadaran saya.
Sudahkah saatnya saya mengambil pancaindra
saya kembali dan mematahkan belenggu-belenggu yang meletihkan kaki saya. Saya
harus mulai kendaki jalan baru yang harus saya lalui, dan menghancurkan cawan
berisi racun yang kemarin kuteguk.
No comments:
Post a Comment